Rabu, 31 Maret 2010

Sahabat seperti malaikat

sahabat adalah sebuah sosok nyata untuk d sebut malaikat
sosoknya biasa saja
tapi kepeduliannya melebihi semesta
awan selalu berubah tiap detiknya
pagi akan menghilang begitu siang datang
terang akan lenyap seketika lalu memberi tempat pada gelap
musim juga ikut berganti sewaktu_waktu
apalagi masa
berlalu seiring kedewasaan
tapi sahabat seperti angin berderuh kemana hati melangkah
seperti dunia yang masih & akan tetap sama

sahabat yang baik
walau tersakiti tapi tetap setia menemani
satu pribadi putih yang hanya ingin melihat kebahagiaan
kasihnya akan tetap setia bersama abad
saat semua mata mencemoh sahabat mengambil tempat paling nyata
tanpa sahabat kita hanyalah pribadi yang gagal
sebab persahabatan mengajar kita untuk mengenal dunia
dan mencari tahu siapa kita sebenarnya.....


miss you friend's
i love u all

LALAI

Lelah merenungkan isi jiwa..
hampa terus saja menari dalam jeruji
pekat kian lekat
zaman kembali memuakkan
tak henti menghujat
akulah bagian dari batinmu...
kesahmu menyudut
lara tersingkir
tapi tetap diam
lemah tak bisa menggeram
kini semua kata menjadi lalai.................

sahabat

kita diciptakan oleh waktu....
kita ada sebelum zaman tercipta...
semua orang menyebut kita kekekalan
sebab kita tak akn mungkin terpisah...
kita adalah satu
begitu kata dunia tentang kita...


tapi


aku menyebutmu
langit....
kamu
bukan bintang yang kadang hilang dan muncul...
bukan juga awan...
yang berubah bentuk setiap menitnya..
bukan matahari yang menghilang begitu senja...
atw
rembulan yang hilang begitu fajar....
kamulah langit
yg abadi
kekal
dan
tak tetap sama...



dikala luka sosokmu bgtu dekat...
bukan saja pelindung
tapi malaikat tepatnya...
sahabat...
rupamu suatu keabadian nyata
hari ini sebentar lagi usai..
besok juga akan terganti...
yang lalu menjadi pertuah
tapi sosokmu mendewai abad....
kekal
dan
mulia.....


itulah tentangmu
SAHABAT
yang orang lain tak menyadarinya
tapi
aku mensyukurinya...........



............>>>>>
Buat teman_teman terbaik sepanjang masa

edelweiss untuk papa

rasa bergeming meninggalkan kekalutan
hamparan kekesalan membengis melewatkan sesak..
selembar kawat mengikat keras luka..
tapi laranya menumpah dan memuai
adakah ruang yang dapat menciptakan seulas waktu kemarin???
setelah jera hari itu gaung yang sama menggemai kegelapan
luapan amarah seperti remang_remang
namun sesungguhnya ingin mati...

kemuliaan itu
kini telah berubah menjadi sayap yang tak kasat mata...
menjelma menjadi pribadi milik semesta
ya,,PAPA
sosoknya telah menyatu dengan kemurniaan....

sayang,,
kepergiannya mencederai waktu..
meluputkan hati

entah bagaimana rupa surga itu..
dapatkah kesendirian ini menjadi tanggaku memanggilnya pulang????
atau
jeda zaman tak mau mengembalikannya....


huuuuuuuuuuhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh
nampaknya aku mulai muak dengan waktu

masa indah itu
kini mengeras dalam kisah
dan
hanya aku sandiri yang mengerti

sosok itu selalu dekat
dalam untaian hari....
sosok yang telah kembali putih
dan
tak akn lagi ternodai oleh waktu
kini
dia sejernih air yang terbaring dalam wujud keabadiaan....

edelweiss
itulah PAPA....

ironis

dunia bergeming...
sesat memudar...kelebihan diri hanya semu...
sebentar lagi juga membelenggu lewat masa...

kekalan itu ketika jenah menarik ulur...
ternyata aku milik semesta...
dunia ini seperti kabut mendingin dan membisu..
hanya menanti aku membeku...

aku resah
aku lemah
aku pekat
aku terlunglai
aku merebah

namun aku hanya tinta
sehelai nafasku ditulis angin
langkahku diperhatikan langit...
tapi sayangnya cerita tentangku hanya kisah basi...

mungkin aku kesal
lelah hati ingin marah
semua maya,,
datang dan pergi
dunia seperti gulungan...
dunia yang berubah ataukah aku yang marah ???

memperhatikan
kadang sepeti benalu..
memang cakap itu memperbaiki
tapi zaman ini belum bisa mengganti detikku...

masa haruskah berbalas masa??
lihatlah semua itu tak jera dibawah zaman..
hmmmmm
terkaget dan tercenggangkan??
sebelum masa masih ada masa..
setelah masa akn datang masa....

bodoh...
evolusi bukan kesempurnaan
tapi bagian dari perbaikan
kamu'''
dia'''
ataupun
aku'''
hanya akan melangkahi tapi belum merubah...
ternyata kita bukan apa-apa..

benci

lembaran rasa mengorek kisah.
dalam keabadian marah itu membeku..
seutas waktu melepas kembali kilas,,
sebodah itukah resah mengambil kesimpulan ???
rasa berbaur sembilu memecah gerak...
sayang itu kian pasif...
masih belum ada yang sempurna dari ketulusan..
melupakkan memang lirih,,
sembilu telah menyatu dengan irisan-irisan luka...
hampa yang tertimbun inginku derap..
seperti air lusuh fikirku menerima cerca...
langit menyaksikkan...
saat syairku melebar menemui dera,,
bukankah kata bumi kita sama ????
luka hari itu atas nama dunia
menggeram kemudian membakar gerah tentangmu..
seperti muakk
aku menciptakkan syair,,
tapi belum ada tempat yang layak untuk aku meludah...
kekecewaan itu...
lagu itu...
semua sepat di telan pedih...
bilang saja waktu untukku,,
telah habis dimakan kemarau...
atas lekat hari itu..
umurku seperti benalu yang melekat pada dinding bumi...

benar,,
aku hanya manusia yang bersembunyi dalam desakkan sakit..
bukan hiperbola...
atau denotasi belaka...
mungkin belum sejalan atau sesempurna hidup
tapi cerita kecil yg tersimpan dalam kitab kalbu.

kumpulan puisi: ternyata

kumpulan puisi: ternyata

Sabtu, 27 Maret 2010

ternyata

ternyata luka menahan hati membelana..
apa perbedaan tercenggang dan menang hanyalah kasta
ternyata semerbak itu melukai...
percuma saja pikirku
mengalahkan amarah hanya mensiasati..
padahal membelenggu membutuhkan kekuatan...
pulangkan berabad pada pelukan langit
biar bahagia melanjutkan laju
namun kisah itu baru saja selesai mendera
meski bisu kebenaran itu tetap ada
berubah itu menjadi begitu sulit...
karena setelah masa akan lahir masa
ternyata masih ada dunia yang lain
yang hanya dapat dilihat dengan kasih

Jera

hari itu nanar membawa irisan pada perih...
jiwa kembali tak memiliki nyawa...
nyaris tertatih tapi kian retak memeluk kumuh...
semuanya masih dera
tercenggang melihat luka
namun tak sadar rasa telah mati...
kehampaan itu kini berwujud nyata
cinta telah karam begitulah adanya
surga dan bumi kini terasa semakin jauh...
dan senyumanku turut jera memegang pertuah...
ya,,
kubiarkan saja mati....